Setelah membaca buku Djaenar Masa Ayu, rasanya diri saya
mendapatkan tamparan bertubi – tubi. Tidak sakit kok, kan Cuma dalam benak
saja….
Tamparan itu menyadarkan saya, jangan sok jaim gausa jadi
munafik. Apa yang dilihat dan dirasakan
sekarang belum tentu menjadi sesuatu yang akan kamu lihat atau rasakan
dikemudian hari di masa depan.
Kata dosen saya dia itu penganut Feminis… iyah bener
banget…..
Dalam bukunya berjudul “Hati – hati dengan kelaminmu”, ia
menguak hal – hal tabu di masyarakat Indonesia yang kolot dan sok suci. Yah
yang sebenarnya memang itulah kenyataannya.
Akui sajalah bahwa yang bersuami belum tentu bercinta setiap
malam memikirkan suaminya.
Yang beristri juga pasti tidak menginginkan seonggok lemak
itu bergelayut di tubuh anda bukan ?
Saya jadi kembali ke kenyataan, dimana saya sebagai
mahasiswa universitas swasta ternama. Dimana pagi tadi saya bertemu dengan
sebuah kejadian lucu. Sampai saya terbahak – bahak.
Jadi di tangga darurat tadi, saya ingin menuju satu lantai
di bawah. Ada lima atau enam anak yang seprofesi dengan saya. Dua perempuan
sedang asik mengisap rokok yang akan membuatnya mandul nanti. Seorang laki –
laki yang duduk di tengah kedua perempuan di tegur oleh teman lain yang melihat
kedatangan saya. “Awas weh ada orang mau lewat…”
Si laki – laki pun segera menggeser badannya ke pinggir
tangga. Namun kedua wanita tadi tidak menghardik sama sekali, si pria penegur
meledek “awas jablai…” si perempuan
langsung tidak senang bahkan langsung membentak “ngentot lo ah…”. Teman yang pertama
kali menegur langsung menempeleng pelan kepalanya “Cup – cup gimana emak lo ga malu punya anak
cewe kayak lo ?”
Semua serentak tertawa terpingkal – pingkal. So do I.
hahahahaha
Sempat saya sulit membuka pintu darurat dan tertahan
beberapa detik ikut menahan napas karena asap rokok laknat itu. saya sempat
terpingkal – pingkal.. mungkin mereka melihat gerakan pundak saya yang naik
turun. Hahahah…
Kalimat si pria tadi ituloh, rasanya munafik sekali. Padahal
dirinya pun sedang asik nongkrong bersama “para jablai” dan mungkin ada yang
menjadi gigolo yang sedang sok menuntut ilmu.
Haia… kalau di perdebatkan tidak akan ada habisnya ini.
Tapi sih saya jadi teringat kembali salah satu judul dalam
buku Djaenar “Yang mereka Pikirkan tentang saya”
Daripada saya sok munafik dengan kelakuan adik – adik
seprofesi saya, lebih baik saya bersikap apa adanya. Ga pake kepo tapi memang
mau bantu. Ga pake rempong tapi memang niat. Ga pake munafik tapi emang care.
Biarlah mereka mau “ngewe” sehari tiga kali atau mau clubbing
sampai kepala nya sengklek. Itu semua pilihan mereka kok… sebenarnya sih saya
pernah beberapa kali disuru mencoba.. “Biar tahu rasanya kamu…” begitu kata
mereka yang menasihati saya…
Dalam hati, ingin sih,, Cuma … Cuma … saya tahu…. Saya pasti
akan ketagihan…
Oleh karena itu lebih baik saya tidak mencoba nya sama
sekali.
Nanti saya lagi yang “ngewe” sampai jebol atau clubbing
sampai copot kepala saya.
Sekali lagi novel Djaenar masa Ayu sangat rekomendasi bukan
kalian yang suka bingung melihat carut marut kehidupan, pertemanan, hubungan
keluarga.
Sedikit lari dari kenyataan hidup mu tapi masuk ke realitas
sosial yang terjadi saat ini, sekarang dan mungkin akan kalian hadapi pada masa
depan. Buku nya beda dengan buku lain. Alur cerita nya bikin kamu masuk labirin
narasi tingkat tinggi yang sebenarnya pesan nya itu simple.
Nah, penasaran yah teman
teman ku yang bingung kenapa aku uring – uringan hari ni ? 17 April 2014
? itu mgunkin karena efek buku djaenar…
Coba lah kalian baca… mungkin ga jadi seperti aku? Atau akan
lebih parah ?
Cerita – cerita yang aku suka :
Moral
Penthouse 2601
Payudara Nai Nai
0 comments:
Post a Comment