
Awalnya tertarik banget pas lihat trailer film ini di bioskop sekitar akhir tahun 2017, sayang masa tayang film sudah habis ketika gue mau nonton. Ketika menonton trailer ini, jadi teringat Film 21. Yup 21 adalah judul film Amerika keluaran tahun 2008. Plot ceritanya sedikit mirip yaitu anak-anak yang memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata teman seumurannya atau lebih sering disebut Genius. Kemampuan menghafal dan matematika mereka memang membuat semua terpukau.
Kembali ke film Bad Genius, terpikirkan kah mengapa judul film ini ada "Bad" dan "Genius"?
Bermula dari Lynn gadis jenius yang baru dipindahkan ayahnya yang seorang guru juga ke sekolah baru. Di sekolah baru ini, terdapat program beasiswa untuk belajar keluar negeri. Dengan harapan anaknya bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri, ayahnya pun memasukkan Lynn di sekolah barunya dimana uang sekolah disana lebih mahal dan jarak yang ditempuh lebih jauh.
Dihari pertama sekolah Lynn bertemu dengan Grace, teman yang ramah namun tidak pandai dalam bidang akademis. Grace meminta tolong pada Lynn untuk mengajarinya private untuk ujian matematika. Di ujian itu, Lynn memberikan semua jawaban ke Grace dengan cara menulisnya di penghapus karet, dimasukkan ke dalam sepatu dan di oper dengan kaki ke tempat Grace. Grace pun mendapatkan nilai yang memuaskan sehingga ia tidak perlu mengulang kelas.

Kabar gembira tersebut pun Grace ceritakan kepada Pat, pacar Grace. Grace dan Pat memang dua sejoli yang memiliki latar belakang keluarga yang mampu. Dari sana, Pat memiliki ide untuk mengajak Lynn berbisnis. Lynn harus memberikan jawaban ketika ujian kepada klien mereka. Klien ini adalah teman-teman sekelas Lynn. Klien akan memberikan upah per mata pelajaran per ujian. Upah yang ditawarkan pun tidaklah kecil, sekitar 500 ribuan rupiah per anak per mata pelajaran. Dengan total 13 pelajaran, untuk 20 orang anak dalam satu kelas, Lynn bisa merogoh 13 juta dalam satu periode masa ujian.

Lynn yang berasal dari keluarga sederhana, dimana ayahnya hanya seorang guru dan sudah bercerai dengan ibunya. Lynn merasa tawaran ini sangat menarik, ia pun menyetujui tawaran Pat dan Grace. Jawaban diberikan Lynn dengan memberikan tanda melalui tangannya dengan menirukan not balok piano. Klien diajak untuk mendapatkan tutorial untuk mengingat pelafalan not balok dengan tangan. Ujian demi ujian dilalui Lynn dan klien nya dengan sukses. Nilai mereka meroket jauh dan semakin banyak klien Lynn, semakin besar pula pemasukan yang Lynn dapatkan. Lynn terus menabung dan juga membelikan kemeja untuk ayahnya. Ia beralasan mendapatkan uang tambahan dari mengajar les piano.
Ketika di kelas 12 atau SMA 3, Pat dan Grace ingin melanjutkan sekolah di Boston, Amerika. Mereka harus mengikuti tes STIEC yaitu tes untuk menentukan apakah mereka bisa melanjutkan kuliah di luar negeri atau tidak. Lynn kembali di ajak untuk bernegosiasi untuk membantu Pat dan Grace bisa lulus dari tes ini. Awalnya Lynn tidak bersedia, tetapi dia merasa iba dan tidak tega melihar Grace yang terus memohon padanya. Lynn pun mengajak Bank salah satu murid berprestasi dan genius di kelas mereka untuk memperlancar aksi mereka.
Sisanya kalian harus tonton sendiri ya, cukup seru film remaja yang mendapatkan banyak penghargaan ini. Lynn yang diperankan Chutimon Chuengcharoensukying saya akui berakting dengan sangat baik. Mimiknya yang serius dan tegang ketika dikejar waktu harus menyelesaikan soal dan mengoper jawaban ke teman-temannya memang sangat menjiwai. Chutimon Chuengcharoensukying yang memerankan Bank juga tampil apik dengan wajahnya yang menawan tetapi selalu tegang dan kaku didepan keramaian. Kesan kutu buku Bank tetap terlihat keren karena postur tubuhnya yang mumpuni dan wajah tampannya. Pat dan Grace sebagai cameo juga berakting baik.
Tetapi menurut saya ada yang kurang dari film ini, intens dan klimaks di film ini terdapat ketika Lynn harus kabur dari petugas ujian di Sydney karena dicurigai berbuat curang ketika ujian STIEC berlangsung. Namun secara keseluruhan, rasa seru film ini kurang bisa mengangkat film ini menjadi lebih mantap. Saya teringat dengan film 21 yang saya sempat singgung diawal. Di 21, dari awal film alur jalan cerita sudah dibuat sedemikian rupa sehingga penonton di jaga rasa penasaran dan keseruannya sepanjang film. Sedangkan Bad Genius rasanya melewatkan beberapa moment yang seharusnya lebih di kembangkan sehingga bisa konsisten membangun emosi penonton.
Dari awal film, terdapat backsound pertanyaan interogasi seakan ketika mreka tertangkap petugas dan ketahuan menyontek di ujian STIEC. Sebenarnya ide alur cerita seperti ini menarik sehingga membuat penonton penasaran apakah sebenarnya mereka tertangkap petugas di akhir cerita. Namun cara pengemasannya kurang apik sehingga point tersebut tidak dapat menguatkan alur ceritanya. Saya hanya berpikir liar, andaikan film ini digarap oleh sutradara film 21 pasti akan sangat seru dan beda hasil pengemasannya.
Untuk saya film ini 7/10, ide cerita yang menarik dan akting para aktrisnya pun patut diacungi jempol. Namun plot cerita yang kurang baik pengemasannya membuat film ini masih kurang seru untuk saya. Bagaimana menurutmu? silahkan berikan komentarmu juga yaa... sebuah review akan lebih bernilai apabila bisa saling di diskusikan bersama orang lain :)
Bagi yang belum sempat menontonnya, kalian bisa free streaming dengan subtitle inggris di http://kissdrama.club/watch-online/bad-genius



0 comments:
Post a Comment