Thursday, October 9, 2014

Si Adik Kecil

Tanggal 4 oktber 1993, seorang bayi perempuan dilahirkan dengan tanda lahir kecoklatan di lutut sebelah kanannya. Matanya begitu sipit dan wajahnya seperti bayi lelaki. Padahal orangtua si bayi sangat menginginkan anak laki - laki setelah keguguran beberapa tahun lalu. Claudya Oktafiani, diberikanlah nama itu kepada si bayi perempuan. Kakak si bayi yang pada saat itu sudah duduk dibangku sekolah menengah pertama tiba-tiba memiliki adik dengan terpaut usia 11tahun.

Di awal-awal tahun kehidupannya, Si bayi sering sekali menangis, merengek, dan wajah serta mukanya selalu dipenuhi bentol-bentol merah karena digigit nyamuk. Bahkan kata si ibu, ketika mereka sedang membuat foto keluarga, sangatlah sulit untuk membujuk si kecil tidak menangis dan melihat ke arah kamera. Untungnya sang fotografer tetap sabar karena ini merupakan bagian dari pekerjaannya.

Di umur 2 sampai 4 tahun, si kecil diasuh oleh kakak perempuan dari sang ayah. Dikarenakan orangtua si kecil sibuk mengurusi usaha konveksi dan si anak tidak cocok dengan lingkungan yang begitu ramai dan berantakan. Dua tahun si anak tinggal di rumah tantenya. Ia pun dididik menjadi anak yang mandiri, hormat kepada orangtua, dan ia pun sempat menjalani sekolah taman kanak-kanaknya selama satu tahun diasuh oleh sang tante sebagai wali.

Setelah dua tahun, si adik diasuh sang tante, si adik pun kembali ke rumahnya. Ia pun melanjutkan sekolah TK B nya di sekolah yang berbeda. Sekolah swasta dimana semua ras bercampur dari jawa, chinese, sunda, batak dll. Hari pertama di TK B si adik tidak ditemani ibunya, ia ditemani oleh supir jemputan yang juga ayah dari teman si adik. begitu pula berikutnya di kelas 1 sd, dua dan mengejutkan di hari pertama saat masuk kelas 3SD, si ibu menemani adik. Tetapi setelah itu si adik selalu datang sendirian di hari pertama sekolah setiap tahun ajaran baru dimulai. Hal itu membuat si adik terbiasa mengerjakan semua sendirian dan mandiri. Si adik kecil yang kurang dijaga dan diperhatikan.

Masa kecil si adik cukup menyenangkan. Di bangku sekolah dasar, si adik berteman dengan beberapa teman yang tinggal dekat rumah dan satu jemputan juga. Ada suatu hari saat si adik kelas 4 SD, ia mengalami bullying oleh siswa baru yang masuk ke sekolah itu. Konyol yah, masa anak baru malah menzolomi anak dalam.... Tetapi hal itu justru membuat si adik kuat, walaupun dulu si adik sempat menangis setiap hari setelah sampai dirumah. Si adik tidak dekat dengan siapapun dirumah, jadi ia menyimpan semua keluh kesahnya sendirian. Bahkan akhirnya teman-teman si adik yang tadinya ikut membully adik, sadar bahwa mereka selama ini mengikuti orang yang salah.

Untuk prestasi, si adik memang termasuk anak yang rajin. Ia sempat les privat saat berada di SD kelas2. Modal rajin dan patuhnya itu yang membuatnya selalu masuk rangking 10 besar, bahkan dari kelas 5 SD ia masuk 5 besar. Sebenarnya kemampuan logika dan kecepatan menangkap pesan si adik pas-pasan, ia berhasil melewati bangku sekolah dasarnya dengan nilai yang cukup. Ia pun melanjutkan ke SMP yang sama dengan SDnya berada.

Di bangku SMP, si adik pernah menjadi wakil ketua kelas dan dikenal baik oleh para guru. Sempat juga si adik dihukum berlutut di alas beton karena pada saat itu sekolah baru direnovasi dan belom dipasang keramik, atau memang tidak akan dipasang keramik. Si adik memang hobi berjualan, ia rela mengayuh sepeda untuk ke toko mainan anak-anak atau toko stationary untuk membeli dan menjual kembali kepada teman-teman sekolah dengan untung 500-1000 rupiah saja. Si adik dihukum karena ketahuan berjualan kipas di sekolah. hahahaha.... pengalaman yang tidak mudah untuk dilupakan. Si adik pun pernah dicubit oleh gurunya di perut, astaga itu sakit sekali, sudah dicubit di tarik keluar kedalam. Memang di sekolah tsb, para guru biasa menertibkan siswa-siswanya dengan main fisik. Sedih kalau diingat-ingat lagi.

Si adik sendiri memang sangat idealis dan patuh terhadap aturan. Pernah si adik mengadukan teman-temannya yang bermain kartu atau apalah ke guru. Hal itu membuat teman-teman dihukum dan si adik pun mendapatkan "hukuman sosial" hahaha.... untuk urusan akademik, sudah kelihatan bahwa si adik lemah dibagian fisika dan hitung-hitungan. Ia juga sempat aktif di panitia perpisahan smp saat itu.

Ketika akan naik ke bangku SMA, si adik hanya mengikuti teman-temannya yang mayoritas memilih sekolah swasata yang lebih jauh dari rumahnya. Di bangku SMA, si adik yang polos dan apa adanya dipandang kutubuku, dengan rok yang melebihi lutut, rambut tebal tidak terurus dan kaus kaki di atas mata kaki. Yah itu karena si adik masih mengikuti aturan2 dari bangku SMP nya ckup ketat. Sayangnya untuk urusan kerapian dan ketertiban, SMA ini masih kurang dibanding SMP si adik.

Begitulah, di bangku SMA, si adik pun menjual sosis dan otak2 goreng dan sempat juga menjual kaki naga. keren yah.. berkat kegiatan jualannya itu, si adik jadi mengenal banyak teman. Padahal, dulu teman-teman masih bergrup dan tidak mengenal satu sama lain. Si adik yang agak malu pun jadi lebih banyak mengobrol dengan teman lain. Apalagi jajanan gorengan seperti itu sangat disukai para remaja. Penghasilannya adik tabung, setiap pagi si ibu yang menggorengkan bahan2nya. Sesampainya di kelas, setiap siswa yang baru sampai di kelas pasti akan mencium aroma gorengan yang menggoda liur. hihihi.... apalagi kalau ada kelas olahraga pagi, dan jam 9an baru masuk ke kelas yang kosong ditinggal.... baunya semerbak dan alhasil dagangan cepat laku. Bahkan kadang kelas belum dimulai, sudah ada yang membeli.

Sifat teledor si adik sulit dihilangkan, ada saja setiap hari uang yang kurang. di tambah dengan kekurangannya di hitung-hitungannya. Ia pun sering diomeli si ibu,.. di bangku kelas 2sma, si adik memilih penjurusan ilmu alam. Yang sebenarnya tidak cocok dengan nalar adik yang pas-pasan. Alhasil si adik mengalami stress karena beban berat yang dirasakan menjelang UAN, UAS dsb. Si adik setiap hari merasa tegang dibagian leher sampai sering bolak-balik UKS di pertengahan kelas. Sempat mampir ke dokter, dan dokter menyatakan itu karena stress belaka. WOW sadis kan kalo salah milih.

Ketika ingin memilih jurusan untuk kuliah pun si adik selalu galau dan mudah dipengaruhi sekelilingnya. Si adik bingung mau jadi apa dan sukanya apa. Wah parah juga ya. Tetapi sebenarnya banyak remaja diluar sana yang mengalami hak yang sama, jadi penting orangtua untuk mendampingin anak2nya dalam mengambil keputusan yang dapat mengubah jalan hidupnya. hmmm kalau dipikir kenapa si adik tidak memilih jurusan masak- memasak yah.. padahal memasak itu salah satu hobi si adik sampai saat ini loh....

FIKOM,jurusan yang sedang ngetrend dan banyak teman-teman si adik yang memilih jurusan itu termasuk teman-teman dekatnya. Akhirnya pilihan jatuh di FIKOM Untar dg beasiswa full, jadi tidak usah membayar biaya SPP yang sangat meringankan orangtua dan kakak si adik karena saat itu tidak mudah mengumpulkan belasan juta untuk masuk ke perguruan tinggi. Dan sebenarnya salah satu adik memilih FIKOM karena termasuk yang harga semesterannya paling murah di Untar. buakakkaak.. milih jurusan kok kayak milih makanan di restoran. Yah itu semata-mata karena adik tidak ingin mempersulit orangtua dan kakak si adik yang saat itu sudah bekerja kantoran.

Si adik juga sebenarnya mendapat beassiwa 100% di UMN, cuma karena jarak terlalu jauh dan biaya semesteran yang lebih mahal dari UNTAR, akhirnya si adik membuang peluang itu. Oh ya, sampai saat itu si adik sempat berpacaran dua kali di bangku SMA. hihi.. gitu2 si adik jaman SMA, disukai banyak teman prianya karena supel dan enak diajak ngobrol. Masuk ke bangku kuliah, si adik tidak menyentuh kehidupan asmaranya sama sekali hihihi....

Dibangku kuliah pun adik tidak menghilangkan kebiasaannya berjualan awalnya sempat berjualan baju, tas dan sekrang memasarkan produknya sendiri yaitu pudding kelapa yang dibuat sendri dirumah, Usaha inipun yang menyokong adik dan sekelurga. Saat ini si adik kembali berada pada ujung sebuah pintu untuk memasuki dunia baru. Si adik sedang menjalani skripsi. Tinggal dua bulan tetapi rasanya si adik belum memiliki perkembangan berarti sama sekali. Si adik punya kebiasaan "kalau tidak biasa, aku lupa" setelah libur dua bulan menuju semester 7, si adik seperti hilang dan bingung menghadapi semester terakhirnya.

Kemarin si adik baru merayakan ulangtahunnya yang ke21. Legal age untuk masuk ke diskotik dan kasino. #loh hahaha... Sedikit flashback adik dengan masa kecilnya, Sedikit hal-hal bold yang memang masih diingatnya sampai hari ini. Bagaimana adik hari ini, semua akibat dari hari pertama adik dilahirkan, mengalami tumbuh kembangnya, mengalami sedikit pahit manisnya kehidupan yang membentuk pribadi si adik. Pribadi yang menurut si adik sendiri tidak semuanya dalam kategori baik. Misalnya tidak sabaran, egois, suka marah2, perfeksionis, detail, banyak menuntu, kadang kurang dapat membaca situasi, mudah terpengaruh, lama dalam mengambil keputusan, selalu bergantung pada orang lain, tidak memiliki pendirian, malas di saat yang tidak tepat, tetapi si adik di lain sisi juga senang dengan dirinya yang bertanggung jawab, memiliki jiwa pemimpin, rajin, mudah bergaul dll....

Si adik sampai umur 21 tahun ini masih selalu dianggap adik dirumah dan di lingkungan saudara2nya. Adik selalu dianggap adik kecil dulu yang kalau bicara tidak jelas dan kebanyakan diam kalau diajak bicara. Si adik sering dianggap bodoh dan tidak dapat mengemban tugas yang berat. Hmm,,,, kadang kala adik memang manja dan selalu bergantung pada orang lain. Membuat kesan "adik kecil" selalu melekat. Nah, kira2 setelah lulus, adik mau bekerja dibidang apa yah.... nahhh... kembali pada penentuan dan keputusan, Akankah adik jadi lebih dewasa dan berkepala dingin dalam mengambil keputusan yang dapat mengubah jalan hidupnya?

0 comments:

Post a Comment

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net